Pulau Moyo, Pulau Selebriti Manca Negara

_MG_8395
Sunset di Dermaga Pulau Moyo

Tergoda oleh cerita seorang teman yang berasal dari Bima yang mengatakan bahwa di Sumbawa terdapat Pulau cantik, yaitu Pulau Moyo, yang banyak dikunjungi oleh para selebriti manca negara seperti Mick Jagger bahkan mendiang Putri Inggris, Diana, membuat kami penasaran ingin menyaksikan keindahannya secara langsung. Sekitar tiga tahun yang lalu, informasi yang kami dapat tentang Pulau ini cukup membuat kami sanksi untuk bisa datang mengunjunginya, pasalnya bukan hanya karena lokasinya yang jauh sekali tapi juga biaya transportasi serta akomodasi yang super mahal. Saat itu, hanya terdapat penginapan tenda eksklusif milik Amanwana Resort yang harga per malamnya sekitar US$ 800.

Cerita itu terus menggoda kami sehingga akhirnya hampir 2 tahun silam, kami memutuskan untuk mencari alternatif yang sesuai dengan budget yang kami miliki. Akhirnya pilihan jatuh pada perencanaan perjalanan touring dengan mobil dari Jakarta ke Sumbawa. Agar perjalanan dapat kami nikmati, maka kami siapkan waktu sekitar 3 minggu. Dalam waktu ini, kunjungan kami bukan hanya tertuju pada Pulau Moyo, namun juga beberapa lokasi lainnya seperti Kawah Ijen, Tanjung Ringgit, Pantai Pink, Pulau Bungin dan Bendungan Batu Bulan yang sudah pernah saya bahas diartikel-artikel sebelumnya.

Untuk menuju ke Pulau Moyo, kami memilih menggunakan penyeberangan / kapal rakyat  yang berangkat ke pulau Moyo sekitar jam 9 pagi dari Pelabuhan Muara Kali. Kala itu, tarif umum untuk warga setempat sekitar 20 ribu Rupiah per orang, namun karena kami adalah wisatawan maka kami memutuskan untuk memberikan lebih kepada sang nelayan sebesar 50 ribu Rupiah per orang (jika dibandingkan dengan menggunakan kapal charter, harganya bisa 10 x lipat dari harga yang kami bayarkan). Kendaraan kami pun akhirnya kami parkir di rumah salah seorang warga setempat yang cukup terpandang di daerah itu sehingga terjaga dengan aman.

Penyeberangan dari Muara Kali hingga Pulau Moyo memakan waktu sekitar 2 jam. Beberapa hari sebelumnya kami sudah menghubungi Pak Syukur yang dulunya adalah salah seorang yang cukup berjasa mengangkat wisata di Pulau Moyo. Beliau sudah mengatur penginapan kami  di salah satu rumah warga yang terletak sekitar 20 meter dari dermaga. Menurut saya, harga penginapan dengan kipas angin di rumah warga saat itu tergolong cukup mahal, yaitu 600 ribu Rupiah per malam termasuk 3 x makan sederhana untuk 2 orang.

_MG_8304
Pemandangan dari teras rumah warga yang kami sewa

Setibanya di Pulau Moyo, kami langsung dapat merasakan sunyi, tenang serta alaminya pulau ini yang dikelilingi oleh pantai berpasir putih. Benar-benar tempat yang cocok untuk beristirahat. Di Pulau ini, listrik hanya hidup pada saat sore hingga pagi hari saja. Pada siang hari listrik di pulau ini padam.

Di Pulau Moyo terdapat 2 air terjun yang bisa kita kunjungi, Air Terjun Diwu Mba’i dan Air Terjun Mata Jitu. Kami pun memutuskan untuk datang langsung ke Mata Jitu yang melegenda dengan menyewa motor off-road dengan tarif 100 ribu Rupiah per motor (PP). Perjalanan ke Mata Jitu sangat berbatu dan menanjak sehingga dibutuhkan keahlian khusus untuk dapat mengendarai motor ke lokasi ini. Perjalanan ke Mata Jitu kami tempuh sekitar 40 menit dengan motor.

_MG_8316

_MG_8313
Perjalanan menuju Air Terjun Mata Jitu

Sesampainya di lokasi, kurang pas rasanya jika tidak merasakan alaminya air sungai Mata Jitu yang mengalir, kami pun memutuskan untuk berenang dan berendam di tempat ini. Awalnya cukup takut juga karena lokasinya benar-benar di tengah hutan yang masih sangat perawan, namun karena para pengemudi motor menjamin tidak akan ada apa-apa maka jadilah kami berendam dan berenang di tempat ini. Sulit diceritakan segar dan bersihnya air di sungai ini saat menyentuh kulit.

_MG_8369
Air Terjun Mata Jitu

_MG_8332

Selain menikmati air terjun, kita bisa berkunjung ke beberapa lokasi lainnya yang cukup terkenal di Pulau Moyo seperti Tanjung Pasir, Ai Manis, Poto Jarum, Raja Sua, Labuan Aji dan Brang Sedo. Namun mengingat jalan di Pulau ini masih sulit dikendarai dengan kendaraan bermotor, alternatif yang ada untuk mengunjungi beberapa lokasi di atas adalah dengan menyewa perahu nelayan. Kita juga dapat berkemah di Pulau Moyo, hanya saja saat itu kami tidak membawa serta perlengkapan kami yang satu ini sehingga tidak sempat mencari tahu informasi tempat berkemah yang cocok di Pulau ini.

Setelah kembali dari menikmati air terjun, kami pun menyaksikan indahnya matahari terbenam di dermaga.

_MG_8418

Keesokan paginya, kami memutuskan untuk segera kembali ke Sumbawa dengan menumpang kapal nelayan yang hendak membawa penduduk menyeberang.

Jika kalian tertarik untuk mengunjungi pulau ini, berikut beberapa tips yang bisa saya bagikan:

  1. Bawalah makanan yang cukup, walaupun ada warung di Pulau ini namun harganya lebih mahal.
  2. Saat menyewa kapal, cobalah untuk tawar menawar dengan pihak nelayan untuk menghindari membayar dengan harga sewa yang berlipat-lipat.
  3. Jika mendapat harga yang murah, sebaiknya kita membayar sedikit lebih di atas harga untuk warga sekitar sehingga dapat membantu perekonomian penduduk di sana.
  4. Walaupun para nelayan di sana sangat ahli dalam melaut, ada baiknya kita membawa pelampung, mengingat kapal nelayan tidak diperlengkapi dengan pelampung yang memadai.
  5. Bawalah perlengkapan P3K karena di Pulau ini tidak terdapat Rumah sakit. Saya pun tidak melihat ada puskesmas atau klinik saat itu.
  6. Jika memutuskan untuk mandi di air terjun, mohon untuk tidak menggunakan sabun untuk menghindari pencemaran air dan tidak membuang sampah sembarangan di lokasi manapun di pulau ini agar keindahannya tetap terjaga.

 

 

Tinggalkan komentar