Menikmati Lombok Tengah dengan Waktu Terbatas

image

Tujuh belas tahun yang lalu, bulan madu di pulau Lombok hanya bisa dicorat-coret dalam pikiran. Ketika kemapanan itu tiba, bulan madu yang diimpikan agak terusik dengan kerepotan mengurus kedua buah hati kami. Akhirnya, pucuk dicinta ulam tiba. Undangan untuk menjadi presenter di salah satu workshop di Lombok yang diselenggarakan oleh salah satu asosiasi bergengsi di dunia pendidikan melayang ke saya, tepat di saat usia pernikahan kami yang ke 17 tahun. Dengan persetujuan penyelenggara dan sponsor, saya dapat membawa serta suami tercinta. Berhubung masih dalam ranah pekerjaan, dengan berat hati, kami terpaksa meninggalkan kedua buah hati kami di rumah, di bawah kepengurusan sang nenek yang handal.

Setibanya di BIL (Bandar udara International Lombok), kami menyewa salah satu kendaraan yang ditawarkan di loket-loket yang ada di pintu keluar bandara. Soal harga, pastinya lebih mahal dibandingkan taxi. Namun, sayangnya taxi tidak diperbolehkan mengambil penumpang ke dalam area bandara. Untuk bisa menggunakan taksi, kita perlu berjalan keluar gerbang utama bandara. (Asli, jauh banget, apalagi kalau sambil bawa koper besar dan gadis cantik manja ikut bersamamu, lebih baik bayar mahalan dikit deh.)

Keindahan pulau ini membawa romantisme tersendiri bagi setiap individu. Selain itu, Lombok menyimpan budaya yang unik seputar pernikahan. Penduduk suku Sasak, memiliki budaya Kawin Culik dan Kawin Lari untuk menghindari tuntutan dan permintaan yang berat dari keluarga pihak wanita. Budaya ini sangat berterima di daerah ini dan umum dilakukan pria suku Sasak dari golongan bawah. Kalau rekan-rekan berkunjung ke Lombok dan menyewa mobil, cobalah bertanya pada supir perihal budaya ini. Supir-supir di Lombok sangat senang berbagi cerita tentang budaya dan wisata di sana.

image
Iring-iringan pengantin Lombok di pantai Kuta.

Selain budaya di atas, Lombok juga memiliki cerita rakyat yang mengisahkan seorang putri cantik dan baik hati, Putri Mandalika, yang dikagumi banyak pangeran. Untuk menghindari pertumpahan darah, sang putri memutuskan untuk menceburkan dirinya ke laut. Tindakannya dipercaya membawa berkah bagi rakyatnya karena mendadak laut tersebut menghasilkan banyak cacing laut yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat Lombok. Cacing laut ini memiliki kandungan protein yang tinggi. Hingga saat ini,  warga Lombok merayakan festival tahunan yang disebut dengan Bau Nyale yang artinya Menangkap Cacing.  Festival ini jatuh sekitar bulan Februari atau Maret. Saat itu, cacing-cacing laut mendadak banyak bermunculan di laut wilayah Lombok tengah persisnya di sekitar Tanjung Aan dan pantai Seger.

image
Lokasi patung Putri Mandalika

Kami hanya punya waktu singkat untuk menikmati Lombok kali ini, mengingat jadwal konferensi dan workshop yang padat. Untuk itu, kami berupaya agar dapat menggunakan waktu sebaik mungkin diluar acara tersebut di atas.#bahasanyaKantoran Banget#

Setelah tiba dan check-in di Novotel Mandalika siang itu, kami masih punya waktu 4 jam sebelum acara makan malam dimulai. Tanpa buang banyak waktu, kami segera menyewa motor yang ada di hotel. Untuk penggunaan selama 4 jam dikenakan biaya 40 ribu Rupiah tapi kalau seharian hanya sekitar 60 ribu Rupiah. Walaupun ini bukan kali pertama kami mengunjungi Kuta Lombok, namun masih ada beberapa tempat yang belum kami kunjungi di daerah ini.

image

image
Menikmati sore di Tanjung Aan.

Di lokasi ini, ada Warung makan favorit kami, Warung Bule. Setiap kunjungan ke Lombok Tengah, kami selalu mampir ke sini. Best menunya, ikan Mahi-mahi. Warung makan ini dikelola oleh mantan Chef Novotel. Harga makanannya masih ramah untuk kantong kami dan menu yang disajikan setaraf dengan menu Novotel. Lokasinya hanya 5 menit bermotor dari Novotel.

Sebenarnya, menikmati suasana sore di Novotel bisa jadi alternatif lainnya menghabiskan waktu hari itu. Berikut beberapa gambaran tentang Novotel Mandalika:

 

Selain punya fasilitas bintang 5, Novotel juga menawarkan program compliment alias gratis bagi para tamu yang menginap mulai dari Senin hingga Minggu. Program yang ditawarkan berbeda-beda setiap harinya seperti, aktivitas jalan kaki ke bukit kecil yang ada di belakang Novotel, jalan-jalan ke pasar tradisional, yoga, dsbnya.

image
Pemandangan di belakang Novotel.

Pagi harinya, sebelum acara conference dimulai, kami ikut program jalan kaki ke bukit di belakang Novotel. Program dimulai sekitar jam 5 pagi atau 30 menit sebelum matahari terbit. Sayangnya, matahari tidak muncul seperti yang kami harapkan karena tertutup awan tebal. Tapi kami tidak menyesal karena pemandangan indah dari bukit ini tetap dapat kami nikmati.

image
Pemandangan pagi hari di atas bukit yang ada di belakang Novotel
image
Menanti matahari terbit

Sore harinya, setelah conference selesai. Kami menyewa motor lagi untuk mencoba makan malam di luar hotel. Sayang kalau keluar hotel hanya untuk cari makan malam. Kami pun lanjut mengendarai motor hingga ke pantai Mawun, kurang lebih 1 jam perjalanan dari Novotel. Ah, sayang saya tidak diizinkan untuk membawa kamera saat itu. Suami kuatir saya akan jadi terlalu asik dengan aktivitas yang satu ini sehingga bisa pulang kemalaman.#NyeselAbis. Pemandangan sepanjang jalan ke pantai Mawun sangat indah apalagi saat tiba di lokasi. Pantai  Mawun…..tunggu, saya akan kembali satu saat nanti bersamanya.

Buat kamu yang cuma punya waktu satu atau dua hari di Lombok Tengah, coba cari kesempatan menjelajahi tempat-tempat terdekat di sana. Kalau kurang informasi, silakan tanya para penduduk sekitar. Mereka biasanya akan memberi informasi yang lebih banyak bahkan yang sulit kita cari melalui Google.

Kalau informasi ini rekan-rekan dapati bermanfaat, silakan ikuti  blog kami dengan mengisi alamat emailmu di kotak Ikuti/Follow yang tersedia.

Enjoy your Lombok trip!

 

 

4 pemikiran pada “Menikmati Lombok Tengah dengan Waktu Terbatas

Tinggalkan komentar